Kocek tebal dari bisnis hewan kesayangan
Hewan kesayangan tak hanya lucu dan menggemaskan. Lebih dari itu, pecinta hewan
kecil seperti ayam serama, kucing ras, anjing, kelinci dan ikan hias bisa
mengembangbiakkan. Dan, yang penting, menjadi lahan bisnis menggiurkan.
Dengan dada membusung, kepala tegak, ekor panjang dengan dua pedang (bulu
panjang), berat tak lebih dari 250 gram, ayam jantan jenis serama itu tampil di
atas meja yang dijadikan panggung. Elok rupanya, dengan warna-warna bulu yang
menawan. Seandainya tanpa bulu-bulu, besar tubuhnya tak lebih dari kepalan
tangan. Tapi itulah nilai-nilai tinggi untuk seekor ayam serama.
Ayam serama memang beda dengan ayam lainnya seperti ayam kate, misalnya. Apalagi
dengan ayam kampung. Tubuhnya mungil, lebih kecil dari ayam kate, kakinya pendek
dan harmonis dengan bentuk tubuhnya. Sayapnya menggantung semampai. Agak
mengejutkan memang kalau bicara soal harga. Juara bertahan kontes ayam serama
bernama Kamboja, harganya bisa mencapai Rp 40 juta!
Dalam acara Indo Pet Show yang berlangsung belum lama ini di kawasan Mangga Dua,
diselenggarakan kontes berbagai hewan piaraan kecil, di antaranya kontes ayam
serama. Memang pesertanya tak terlalu banyak, cuma 24 ekor. Peserta kontes ini
dibagi dalam beberapa kategori, yaitu semua ukuran, anak, muda jantan, dewasa
betina dan dewasa jantan yang dibagi dalam kelompok A dan B.
"Untuk ayam serama kelompok A beratnya di bawah 250 gram, di atas 250 gram masuk
golongan B dan di atas 500 gram masuk kategori all size," kata Irawan Zawawi,
Ketua Dewan Juri Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia (P2ASI).
Serama diambil dari nama Seri Rama, merupakan jenis ayam kecil yang kabarnya
dikembangkan pertama kali di Malaysia. Selain Malaysia, ayam mungil ini juga
dikembangkan di Thailand. "Tapi yang lebih bagus serama asal Malaysia," kata
Johan Nasution, peternak ayam jenis tersebut di Cibitung, Bekasi dan Karawang.
Jumlah 'koleksinya' mencapai sekitar 100 ekor.
Menurut Irawan, dalam kontes ayam serama yang dinilai adalah gaya di atas
'panggung', bentuk tubuh, ekor dan ekor pedang, sementara untuk kategori B
memang tak ada ekor pedangnya.
Istimewa
Serama memang lebih elegan dari segi bentuk tubuh dan gaya. Untuk mendapatkannya
pun agak sulit, kecuali beli di peternak yang jumlahnya belum banyak. Harga
anakan serama Rp250.000-Rp 1 juta. Tapi Johan Nasution pernah menjual anakan
yang baru menetas seminggu seharga Rp2 juta karena dianggap istimewa. Untuk yang
lebih besar atau remaja dan dewasa harganya variatif. "Karena menyangkut hobi,
ada yang berharga Rp40 juta," kata Irawan seraya menambahkan mengembangbiakkan
ayam jenis itu agak sulit.
Namun, pasarnya terus berkembang meski kasus flu burung belum hilang benar dari
peredaran. Yang jelas Johan bangga betul dengan 'koleksinya'. Bahkan dia
mengklaim sebagai orang pertama yang mengimpor serama dari Malaysia pada 2004.
Waktu itu dia mengimpor seekor jantan dan delapan betina dengan harga US$1.000
per ekor. "Bisnis ayam ini karena berdasarkan pengalaman menetas 100% dari tiap
indukan yang menghasilkan lima sampai 10 butir telur. Dan pada umur lima bulan
sudah bisa dikawinkan," katanya bersemangat.
Dalam satu bulan dia bisa menjual sedikitnya lima ekor anakan dan satu-dua ekor
Serama remaja dengan harga Rp750.000. Lain lagi kiat yang dijalankan Herry
Thenie, seorang dokter di Karawang yang mencoba mengembangbiakkan serama dan
anjing pomeranian.
Ayam serama, lanjutnya, bisa merambah kalangan bawah, sementara penggemar anjing
ras orang tertentu dan selektif. Tapi Thenie merasa semuanya menyenangkan.
"Selain itu bisa jadi obat stres kalau melihat ayam serama bergaya," katanya
sambil tersenyum. Mengembangbiakkan hewan kesayangan bisa pula dilakukan dalam
satu keluarga. Seperti yang dilakukan Lily di kawasan Kelapa Gading. Tak hanya
di Jakarta, sebagai breeder dia punya tempat di Bogor dan Bandung. Jenis yang
dikembangbiakkan pun beragam anjing ras, tapi kebanyakan anjing ras kecil
seperti beagle, pug, dan chihuahua.
Selain anjing ras kecil, Lily pun menjual jenis herder dan rottweiler yang
sebagian indukannya diimpor dari Jerman, Belanda, Australia, dan AS. Pembeli
anjing ras di tempat Lily tak hanya dari Indonesia. Dia pernah menjual anjing
ras ke Singapura, Korsel, dan Australia. Untuk jenis samoyet, misalnya, dijual
Rp15 juta. Kini penggemar anjing banyak yang mulai beralih ke anjing ras kecil
seperti american cocker spaniel, pinscher, dan chihuahua yang dijual mulai Rp3,5
juta per ekor.
Kucing ras
Selain anjing ras, bisnis kucing ras pun tampaknya sedang naik daun. Sugeng
Mulyono dengan bendera Stupa Cattery adalah salah seorang pengembang biak kucing
ras persia sejak enam tahun lalu. Kucing kesayangannya ada yang menyabet gelar
best in show di Bandung beberapa waktu lalu.Dia memperoleh indukan impor dari
Australia, Rusia, dan Jerman dengan harga Rp20 juta-Rp 25 juta.
Berapa harga yang ditawarkan Sugeng? Anakan persia berumur tiga bulan dibandrol
Rp8 juta-Rp 9 juta. Kalau separuh impor Rp5 juta-Rp7 juta. Patokan harga ini
tidak kaku, karena bila induk dan pejantannya lokal, tapi bentuk tubuhnya bagus
harganya bisa tinggi. Yang disebut impor itu ditandai dengan sertifikat yang
dikelurkan luar negeri.
Tak seperti anjing, kalau mengawinkan kucing tak perlu ada saksi. Tapi cukup
dokumentasi untuk bukti.Karena kucing ras begitu 'dijodohkan' masih stres, belum
tentu langsung kawin. Bagi pemilik pejantan, untuk 'perkawinan' mengantungi
Rp2,5 juta -Rp 3,5 juta. Ciri-ciri kucing persia yang bagus untuk jenis show
matanya terlihat bagus, hidung segaris dengan mata, kuping kecil dan jaraknya
satu sama lain jauh.Inilah kucing persia yang layak diikutkan lomba, dan mungkin
harganya lebih mahal.
Melihara hewan kesayangan memang harus punya duit, waktu dan kasih sayang. Bila
punya duit dan mampu membeli kucing persia, tapi tak punya waktu mengurusnya,
pertumbuhannya bisa terganggu.
No comments:
Post a Comment